Manajemen strategik
PT. Surya
Pratista Hutama (SUPRAMA), merintis usaha dengan sederhana sebagai perusahaan
kecil yang dikelola keluarga bernama PT. Sampindo yang berdiri pada tahun 1972
di Sidoarjo, Jawa Timur.
PT. Sampindo
memproduksi mi dan snack berkualitas tinggi dengan komitmen mengutamakan
kualitas, nilai dan rasa yang bermutu, bisnis bertumbuh dengan baik melalui
produk paling popular dengan merek mi telur kering merek Burung Dara. Di 1989,
seiring dengan perubahan zaman yang semakin maju dan permintaan dari konsumen
yang terus meningkat, maka PT. Sampindo berpindah lokasi dan memulai produksi
beragam mi instan merek Surya Mi dan produk snack. Dengan 6 hektar area
produksi yang memperkerjakan lebih dari 1000 pegawai dan 30 armada, PT.
Sampindo adalah salah satu perusahaan dengan kapasitas produksi yang terbesar
di Indonesia Timur. Produk didistribusikan ke seluruh Jawa dan berbagai cabang
di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain.
Dalam era
globalisasi, PT. Sampindo melakukan kerjasama internasional dengan HJ. Heinz di
tahun 1997, menjadi PT. Heinz Suprama dan memulai ekspansi produk di pasar
internasional. Manajemen dan integritas organisasi, produk kualitas dan
efisiensiensi teknologi semakin ditingkatkan untuk memperluas cakupan produk di
pasar lokal dan internasional dalam masa kerjasama ini. Tahun 2006, PT. Heinz
Suprama, sekarang PT. Suprama, kembali sebagai bisnis keluarga, sedangkan
HJ Heinz kembali berfokus pada bisnis industri utamanya.
Sampai saat ini, PT. Suprama terus memposisikan diri sebagai produsen produk mi dan snack terpercaya yang berkualitas dan berkomitmen tinggi.
Sampai saat ini, PT. Suprama terus memposisikan diri sebagai produsen produk mi dan snack terpercaya yang berkualitas dan berkomitmen tinggi.
Visi Suprama
Menjadi perusahaan mi dan makanan alternatif terbaik di Indonesia dan diakui oleh pasar dunia
Misi Suprama
Kami di Suprama
berkeyakinan untuk memberi kontribusi dalam hidup konsumen, karyawan dan
masyarakat sekitar dengan menjamin mutu produk dan pelayanan.
TUJUAN PERUSAHAAN
menghasilkan produk makanan berkualitas dengan harga
terjangkau dan mudah diperoleh konsumen, sehingga menghasilkan manfaat yang
berkelanjutan bagi stakeholder
ANALISIS SWOT
KEKUATAN
(STRENGTH)
- Memiliki standart ISO 22000 dalam food safety
- Memiliki
keunggulan harga yang cukup terjangkau konsumen
- Memiliki
laboratorium quality control dalam pabrik
- Selain
memproduksi mie perusahaan juga memproduksi snack dll
- Memiliki
pelanggan yang loyal
- Program CSR sangat berpengaruh dan memberi manfaat bagi masyarakat
KELEMAHAN
- Perusahaan masih tergantung pada tenaga kerja ahli dalam bidang teknisi yang hanya dimiliki orang tertentu padahal mesin sering mengalami kerusakan
- Belum dikenalnya produk lain selain mie dalam masyarakat.
- Sales
yang tidak jujur dalam proses keuangan
OPORTUNITY
- Pertumbuhan industry mie yang semakin hari semakin meningkat
- Jarang
adanya penerimaan pemesanan khusus di jawa timur
- Meningkatnya
permintaan produk untuk kesehatan sekarang dan jangka panjang contoh :
bahan2 alami tumbuhan sebagai pewarna mie
THREAT
- Banyak perusahaan mie yang sudah dikenal masyarakat
- Produk
makanan cepat saji pengganti yang banyak varian rasanya.
- kepuasan pelanggan terhadap suatu produk tertentu
Kuesioner
Internal Factor Analysis Strategi Untuk Mengetahui Kekuatan (STRENGTH)
FAKTOR STRATEGIS
|
NILAI
|
BOBOT
|
RATING
|
SKOR
|
Memiliki
standart dalam food safety
|
4
|
0,25
|
4
|
1
|
Harga
yang terjangkau di kalangan konsumen
|
3
|
0,19
|
3
|
0,57
|
Memiliki
Laboratorim quality control
|
2
|
0,12
|
2
|
0,24
|
Pelayanan Co-packing
|
3
|
0,19
|
3
|
0,57
|
Jaringan
distribusi yang tersebar di Indonesia
|
4
|
0,25
|
4
|
1
|
Total
|
16
|
1
|
3,38
|
KETERANGAN
Ukuran pembobotan
|
|
Ukuran rating kelemahan
|
|
Kuesioner
Internal Factor Analysis Strategi Untuk Mengetahui Kelemahan (WEAKNESS)
FAKTOR
STRATEGI
|
NILAI
|
BOBOT
|
RATING
|
SKOR
|
Masih tergantung kepada tenaga ahli
dan kerja mesin terkendala
|
4
|
0,29
|
-4
|
-0,87
|
Sales yang tidak jujur
|
3
|
0,21
|
-3
|
-0,42
|
Retur produk
|
3
|
0,21
|
-3
|
-0,42
|
Stok Persedian yang belebihan
|
4
|
0,29
|
-4
|
-0,87
|
Total
|
14
|
-2,58
|
KETERANGAN
|
|
Analysis
Strategy
Untuk
Mengetahui Peluang dan Ancaman
FAKTOR
STRATEGI
|
NILAI
|
BOBOT
|
RATING
|
SKOR
|
Kebutuhan
konsumen akan mie meningkat
|
4
|
0,28
|
4
|
1,12
|
Pelanggan yang loyal kepada
perusahaan
|
4
|
0,28
|
4
|
1,12
|
Produk
makanan cepat saji pengganti yang banyak varian rasanya.Bahan alami mie untuk
kesehatan
|
3
|
0,21
|
3
|
0,63
|
Kebijakan pemerintah dalam Program
csr yang mendukung perusahaan
|
2
|
0,14
|
2
|
0,07
|
kemajuan teknologi dalam
mengembangkan inovasi produk
|
1
|
0,07
|
1
|
0,07
|
Total
|
14
|
3.01
|
KETERANGAN
Ukuran pembobotan |
Ukuran Rating Peluang : |
|
|
FAKTOR STRATEGI
|
NILAI
|
BOBOT
|
RATING
|
SKOR
|
Banyaknya peruhaan mie yang sejenis
|
2
|
0,25
|
-2
|
-0,5
|
Produk pengganti lain selain mie
kuning ex.bihun
|
1
|
0,125
|
-1
|
-0.125
|
Menggunakan beberapa pemasok
|
2
|
0,25
|
-2
|
-0,5
|
Masyarakat yang selalu menginginkan inovasi2
terbaru akan suatu produk sesuai kebutuhan.
|
3
|
0,375
|
-3
|
-1.12
|
Total
|
8
|
-2,25
|
KETERANGAN Rating pembobotan |
Rating Ancaman : |
|
|
Analisis Matrik SWOT
Berdasarkan hasil-hasil yang didapat dari
analisis internal dan eksternal pada Tabel seperti dituliskan di atas, hasilnya dapat dirangkum
sebagai berikut:
1.Skor Total Kekuatan 3,38
2.Skor Total Kelemahan -2,58
3.Skor Total Peluang 3,01
4.Skor Total Ancaman -2,25
Koordinat Analisis
Internal
(Skor total Kekuatan - Skor Total Kelemahan) =
(3,38 – 2,58) = 0,8
Koordinat Analisis Eksternal
(Skor
total Peluang - Skor Total Ancaman) =
(3.01 - 2,25) = 0.76
Posisi PT SUPRAMA
Jika Posisi diagram itu Strength-Oportunity(SO) = Growth
Jika Posisi diagram itu Weakness-Oportunity(WO) =
Stabilitas
Jika Posisi diagram itu Weakness-Treath(WT) = Penciutan
Jika Posisi diagram itu Strength-Treath(ST) = Kombinasi
Setelah diketahui titik pertemuan diagonal-diagonal
tersebut (X), maka posisi unit usaha diketahui pada kuadran I namun cenderung
dekat pada kuadran IV sehingga perlu diadakan penyempurnaan analisis dengan
menghitung luasan wilayah pada tiap-tiap kuadran. Hasil perhitungan dari
masing-masing kuadran dapat digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel
Luasan Matrik dan Prioritas Strategi
Kuadran
|
Posisi
titik
|
Luas
matrik
|
Ranking
|
Prioritas
Strategi
|
SO
|
(3,38 ; 3,01)
|
10.174
|
1
|
Growth
|
WO
|
(3.01;-2,58)
|
-7.766
|
2
|
Stabilitas
|
WT
|
(-2.58
;-2.25)
|
5.805
|
4
|
Penciutan
|
ST
|
(3.38 ;
-2.25)
|
-7.605
|
3
|
Kombinasi
|
Sumber
data
Dari
pengolahan data untuk mengetahui luas matrik dan prioritas strategi pada , maka
diperoleh hasil luas matrik terbesar pada kuadran I dengan luas matrik 10.174 ,
namun perlu diperhatikan juga bahwa luas matrik pada kuadran II juga memiliki
luas matrik yang cukup diperhitungkan yaitu 7766. Uraian mengenai posisi
ranking luas matrik kuadran antara lain :
Ranking
ke 1 : Pada kuadran ke I dengan luas matrik 10.174
Ranking
ke 2 : Pada kuadran II dengan luas matrik 7.766
Ranking
ke 3 : Pada kuadran IV dengan luas matrik 5.806
Ranking
ke 4 : Pada kuadran III dengan luas matrik 7.605
Alternatif
Strategi
Tiap strategi dalam peta
analisa positioning dan evaluasi ini
menunjukkan faktor-faktor penting. Sebagaimana ditunjukkan dalam kuadran dalam analisis SWOT
masing-masing kuadran mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut
Kuadran pertama ini
menggambarkan kondisi intern yang kuat
dengan lingkungan yang mendukung sehingga arah, sasaran dan strategi organisasi yang
sesuai adalah yang bersifat agresif, misalnya strategi pertumbuhan (Growth
Strategy) bagi organisasi.
Kuadran
kedua ini menggambarkan kondisi intern yang lemah dan kurang mendukung sehingga arah, sasaran
dan strategi organisasi yang sesuai adalah yang bersifat perbaikan intern, misalnya
stabilisasi dan rasionalisasi.
Kuadran
ketiga ini menggambarkan kondisi intern yang kuat dan lingkungan yang kuat mendukung
sehingga arah, sasaran dan strategi organisasi yang sesuai adalah berorientasi
ke luar, misalnya diversifikasi dalam hal bentuk pelatihan.
Kuadran
keempat ini menggambarkan kondisi intern yang lemah dan kondisi eksternal yang
kurang mendukung sehingga arah, sasaran,
dan strategi organisasi yang sesuai adalah yang bersifat defensif, misalnya
mempertahankan eksistensi (Survival
Strategy).
Berdasarkan hasil dari
analisis data, serta didukung dengan matrik posisi lembaga dari internal,
eksternal dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, serta strategi
pertumbuhan pemasaran tersebut, maka pimpinan PT SUPRAMA harus mulai bisa
mengidentifikasi hasil yang didapatkan dari fasilitas dan layanan yang
diluncurkan ke pasaran.
Analisa matrik SWOT yang
telah diuraikan di atas telah mendapatkan suatu hasil titik koordinat yang
terletak pada (0,8 ; 0,76). Hal ini menunjukkan bahwa pada sumbu datar
mempunyai nilai 0,76, sedangkan pada sumbu vertikal mempunyai nilai 0,8. Jika
ditinjau lebih jauh, posisi ini mempunyai posisi yang cukup rawan, karena jika
nilai ini diposisikan pada posisi yang kuat, seharusnya nilai yang ada tidak
sebesar angka tersebut. artinya posisi itu seharusnya berada di tengah-tengah
kuadran I dengan nilai positip. Disisi lain, posisinya tidak bisa dikatakan
dalam posisi yang lemah karena dalam kenyataannya nilai koordinat yang ada
tidak berada dalam posisi kuadran III. Dari kondisi ini, sebenarnya PT SUPRAMA mempunyai
kesempatan membuat produk baru untuk mengikat para pelanggan yang loyal agar pelanggan tidak bosan dengan produk yang ada . Hal ini bisa ditunjukkan bahwa dengan angka
koordinat 0,8 ; 0,76 menunjukkan bahwa kekuatan yang ada lebih tinggi
dibandingkan dengan kelemahannya, serta peluang yang ada mempunyai kondisi yang
lebih besar dibandingkan dengan ancaman yang ada.
Sedangkan berdasarkan
analisa matriks internal-eksternal dapat diketahui bahwa posisi PT SUPRAMA berada
pada kolom 1 dimana pada kolom tersebut menyarankan pengembangan produk untuk meningkatkan penjualan dengan memperbaiki atau mengembangkan produk yang sudah ada. pengembangan produk pt. suprama yakni dengan menambah produk baru misalnya ; snack mie yang di packing dalam kemasan yang bisa dibawa saat santai serta memberikan varian rasa seperti keju, balado dan barbeque.
Sesuai
dengan strategi SO (Strength-Opportunity) maka dapat diupayakan peningkatan
kemampuan dan kompetensi aparatur untuk melakukan kerjasama yang efektif dan
efisien, dimana aktifitas tersebut dapat dilakukan melalui perencanaan sumber
daya manusia yang ada.