Rabu, 08 April 2015

Manajemen strategik





LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

PT. Surya Pratista Hutama (SUPRAMA), merintis usaha dengan sederhana sebagai perusahaan kecil yang dikelola keluarga bernama PT. Sampindo yang berdiri pada tahun 1972 di Sidoarjo, Jawa Timur. 
PT. Sampindo memproduksi mi dan snack berkualitas tinggi dengan komitmen mengutamakan kualitas, nilai dan rasa yang bermutu, bisnis bertumbuh dengan baik melalui produk paling popular dengan merek mi telur kering merek Burung Dara. Di 1989, seiring dengan perubahan zaman yang semakin maju dan permintaan dari konsumen yang terus meningkat, maka PT. Sampindo berpindah lokasi dan memulai produksi beragam mi instan merek Surya Mi dan produk snack.  Dengan 6 hektar area produksi yang memperkerjakan lebih dari 1000 pegawai dan 30 armada, PT. Sampindo adalah salah satu perusahaan dengan kapasitas produksi yang terbesar di Indonesia Timur. Produk didistribusikan ke seluruh Jawa dan berbagai cabang di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain.
Dalam era globalisasi, PT. Sampindo melakukan kerjasama internasional dengan HJ. Heinz di tahun 1997, menjadi PT. Heinz Suprama dan memulai ekspansi produk di pasar internasional. Manajemen dan integritas organisasi, produk kualitas dan efisiensiensi teknologi semakin ditingkatkan untuk memperluas cakupan produk di pasar lokal dan internasional dalam masa kerjasama ini. Tahun 2006, PT. Heinz Suprama, sekarang PT. Suprama, kembali sebagai bisnis keluarga,  sedangkan HJ Heinz kembali berfokus pada bisnis industri utamanya.
Sampai saat ini, PT. Suprama terus memposisikan diri sebagai produsen produk mi dan snack terpercaya yang berkualitas dan berkomitmen tinggi.

Visi Suprama

Menjadi perusahaan mi dan makanan alternatif terbaik di Indonesia dan diakui oleh pasar dunia

Misi Suprama

Kami di Suprama berkeyakinan untuk memberi kontribusi dalam hidup konsumen, karyawan dan masyarakat sekitar dengan menjamin mutu produk dan pelayanan.

TUJUAN PERUSAHAAN

menghasilkan produk makanan berkualitas dengan harga terjangkau dan mudah diperoleh konsumen, sehingga menghasilkan manfaat yang berkelanjutan bagi stakeholder

ANALISIS SWOT
KEKUATAN (STRENGTH)

  1. Memiliki standart ISO 22000 dalam food safety
  2. Memiliki keunggulan harga yang cukup terjangkau konsumen
  3. Memiliki laboratorium quality control dalam pabrik
  4. Selain memproduksi mie perusahaan juga memproduksi snack dll
  5. Memiliki pelanggan yang loyal
  6. Program CSR sangat berpengaruh dan memberi manfaat bagi masyarakat
KELEMAHAN

  1. Perusahaan masih tergantung pada tenaga kerja ahli dalam bidang teknisi yang hanya dimiliki orang tertentu padahal mesin sering mengalami kerusakan
  2. Belum dikenalnya produk lain selain mie dalam masyarakat.
  3. Sales yang tidak jujur dalam proses keuangan

OPORTUNITY

  1. Pertumbuhan industry mie yang semakin hari semakin meningkat
  2. Jarang adanya penerimaan pemesanan khusus di jawa timur
  3. Meningkatnya permintaan produk untuk kesehatan sekarang dan jangka panjang contoh : bahan2 alami tumbuhan sebagai pewarna mie

THREAT

  1. Banyak perusahaan mie yang sudah dikenal masyarakat
  2. Produk makanan cepat saji pengganti yang banyak varian rasanya.
  3. kepuasan pelanggan terhadap suatu produk tertentu



Kuesioner Internal Factor Analysis Strategi Untuk Mengetahui Kekuatan (STRENGTH)


FAKTOR STRATEGIS

NILAI
BOBOT
RATING
SKOR
Memiliki standart dalam food safety
4
0,25
4
1
Harga yang terjangkau di kalangan konsumen
3
0,19
3
0,57
Memiliki Laboratorim quality control
2
0,12
2
0,24
Pelayanan Co-packing
3
0,19
3
0,57
Jaringan distribusi yang tersebar di Indonesia
4
0,25
4

1
Total
16
1

3,38
 KETERANGAN

Ukuran pembobotan
  • 1 = sedikit penting
  • 2 = agak penting
  • 3 = penting
  • 4 = sangat penting

Ukuran rating  kelemahan
  • 1 = sedikit kuat
  • 2 = agak  kuat
  • 3 = kuat
  • 4 = sangat kuat









Kuesioner Internal Factor Analysis Strategi Untuk Mengetahui Kelemahan (WEAKNESS)

FAKTOR STRATEGI

NILAI
BOBOT
RATING
SKOR
Masih tergantung kepada tenaga ahli dan kerja mesin terkendala
4
0,29
-4
-0,87
Sales yang tidak jujur
3
0,21
-3
-0,42
Retur produk

3
0,21
-3
-0,42
Stok Persedian yang belebihan
4
0,29
-4
-0,87
Total
14


-2,58

KETERANGAN


Ukuran pembobotan
  • 1 = sedikit penting
  • 2 = agak penting
  • 3 = penting
  • 4 = sangat penting


Ukuran rating kelemahan
  • -1 = sedikit lemah
  • -2 = agak lemah
  • -3 = lemah
  • -4 = sangat lemah


Analysis Strategy
Untuk Mengetahui Peluang dan Ancaman

FAKTOR STRATEGI
NILAI
BOBOT
RATING
SKOR
Kebutuhan konsumen akan mie meningkat
4
0,28
4
1,12
Pelanggan yang loyal kepada perusahaan
4
0,28
4
1,12
Produk makanan cepat saji pengganti yang banyak varian rasanya.Bahan alami mie untuk kesehatan
3
0,21
3
0,63
Kebijakan pemerintah dalam Program csr yang mendukung perusahaan
2
0,14
2
0,07
kemajuan teknologi dalam mengembangkan inovasi produk
1
0,07
1
0,07
Total
14
3.01

KETERANGAN

Ukuran pembobotan

Ukuran Rating Peluang :
  • 1 = Sedikit penting
  • 2 = Agak penting
  • 3 = penting
  • 4 = Sangat penting
  • 1 = Sedikit berpeluang
  • 2 = Agak berpeluang
  • 3 = berpeluang
  • 4 = Sangat berpeluang


FAKTOR STRATEGI
NILAI
BOBOT
RATING
SKOR
Banyaknya peruhaan mie yang sejenis
2
0,25
-2
-0,5
Produk pengganti lain selain mie kuning ex.bihun
1
0,125
-1
-0.125
Menggunakan beberapa pemasok
2
0,25
-2
-0,5
Masyarakat yang selalu menginginkan inovasi2 terbaru akan suatu produk sesuai kebutuhan.
3
0,375
-3
-1.12
Total
8


-2,25


KETERANGAN 

Rating pembobotan



Rating Ancaman :
  • 1 = Sedikit penting
  • 2 = Agak penting
  • 3 = penting
  • 4 = Sangat penting
  • -1 = Sedikit terancam
  • -2 = Agak terancam
  • -3 = Terancam
  • -4 = Sangat terancam




Analisis Matrik SWOT
       Berdasarkan hasil-hasil yang didapat dari analisis internal dan eksternal pada Tabel seperti dituliskan di atas,  hasilnya dapat  dirangkum  sebagai berikut:
1.Skor Total Kekuatan 3,38
2.Skor Total Kelemahan -2,58
3.Skor Total Peluang 3,01
4.Skor Total Ancaman -2,25

Koordinat  Analisis  Internal
(Skor  total Kekuatan - Skor Total Kelemahan) =
(3,38 – 2,58)   = 0,8
Koordinat  Analisis Eksternal
(Skor total Peluang - Skor Total Ancaman) =
(3.01 - 2,25) = 0.76

 

Posisi PT SUPRAMA


                                                                                  

Jika Posisi diagram itu Strength-Oportunity(SO) = Growth
Jika Posisi diagram itu Weakness-Oportunity(WO) = Stabilitas
Jika Posisi diagram itu Weakness-Treath(WT) = Penciutan
Jika Posisi diagram itu Strength-Treath(ST) = Kombinasi
Setelah diketahui titik pertemuan diagonal-diagonal tersebut (X), maka posisi unit usaha diketahui pada kuadran I namun cenderung dekat pada kuadran IV sehingga perlu diadakan penyempurnaan analisis dengan menghitung luasan wilayah pada tiap-tiap kuadran. Hasil perhitungan dari masing-masing kuadran dapat digambarkan pada tabel berikut ini :



Tabel
Luasan Matrik dan Prioritas Strategi

Kuadran
Posisi titik
Luas matrik
Ranking
Prioritas Strategi

SO

(3,38 ; 3,01)

10.174

1

Growth

WO

(3.01;-2,58)

-7.766

2

Stabilitas

WT

(-2.58 ;-2.25)

5.805

4

Penciutan

ST

(3.38 ; -2.25)

-7.605

3

Kombinasi

Sumber data
Dari pengolahan data untuk mengetahui luas matrik dan prioritas strategi pada , maka diperoleh hasil luas matrik terbesar pada kuadran I dengan luas matrik 10.174 , namun perlu diperhatikan juga bahwa luas matrik pada kuadran II juga memiliki luas matrik yang cukup diperhitungkan yaitu 7766. Uraian mengenai posisi ranking luas matrik kuadran antara lain :
Ranking ke 1 : Pada kuadran ke I dengan luas matrik 10.174
Ranking ke 2 : Pada kuadran II dengan luas matrik 7.766
Ranking ke 3 : Pada kuadran IV dengan luas matrik 5.806
Ranking ke 4 : Pada kuadran III dengan luas matrik 7.605

Alternatif Strategi

Tiap strategi dalam peta analisa positioning dan evaluasi ini  menunjukkan faktor-faktor penting. Sebagaimana ditunjukkan  dalam kuadran dalam analisis SWOT masing-masing kuadran mempunyai sifat-sifat  sebagai  berikut 

Kuadran pertama ini menggambarkan kondisi intern yang kuat  dengan lingkungan yang mendukung sehingga  arah, sasaran dan strategi organisasi yang sesuai adalah yang bersifat agresif, misalnya strategi pertumbuhan (Growth Strategy) bagi organisasi.

Kuadran kedua ini menggambarkan kondisi intern yang lemah  dan kurang mendukung sehingga arah, sasaran dan strategi organisasi yang sesuai adalah yang bersifat perbaikan intern,  misalnya  stabilisasi  dan rasionalisasi.

Kuadran ketiga ini menggambarkan kondisi intern yang kuat dan lingkungan yang kuat mendukung sehingga arah, sasaran dan strategi organisasi yang sesuai adalah berorientasi ke luar, misalnya diversifikasi dalam hal bentuk pelatihan.

Kuadran keempat ini menggambarkan kondisi intern yang lemah dan kondisi eksternal yang kurang mendukung sehingga arah,  sasaran, dan strategi organisasi yang sesuai adalah yang bersifat defensif, misalnya mempertahankan eksistensi (Survival  Strategy).

Berdasarkan hasil dari analisis data, serta didukung dengan matrik posisi lembaga dari internal, eksternal dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, serta strategi pertumbuhan pemasaran tersebut, maka pimpinan PT SUPRAMA harus mulai bisa mengidentifikasi hasil yang didapatkan dari fasilitas dan layanan yang diluncurkan ke pasaran.

Analisa matrik SWOT yang telah diuraikan di atas telah mendapatkan suatu hasil titik koordinat yang terletak pada (0,8 ; 0,76). Hal ini menunjukkan bahwa pada sumbu datar mempunyai nilai 0,76, sedangkan pada sumbu vertikal mempunyai nilai 0,8. Jika ditinjau lebih jauh, posisi ini mempunyai posisi yang cukup rawan, karena jika nilai ini diposisikan pada posisi yang kuat, seharusnya nilai yang ada tidak sebesar angka tersebut. artinya posisi itu seharusnya berada di tengah-tengah kuadran I dengan nilai positip. Disisi lain, posisinya tidak bisa dikatakan dalam posisi yang lemah karena dalam kenyataannya nilai koordinat yang ada tidak berada dalam posisi kuadran III. Dari kondisi ini, sebenarnya PT SUPRAMA mempunyai kesempatan membuat produk baru untuk mengikat para pelanggan yang loyal agar pelanggan tidak bosan dengan produk yang ada . Hal ini bisa ditunjukkan bahwa dengan angka koordinat 0,8 ; 0,76 menunjukkan bahwa kekuatan yang ada lebih tinggi dibandingkan dengan kelemahannya, serta peluang yang ada mempunyai kondisi yang lebih besar dibandingkan dengan ancaman yang ada.

Sedangkan berdasarkan analisa matriks internal-eksternal dapat diketahui bahwa posisi PT SUPRAMA berada pada kolom 1 dimana pada kolom tersebut menyarankan pengembangan produk untuk meningkatkan penjualan dengan memperbaiki atau mengembangkan produk yang sudah ada. pengembangan produk pt. suprama yakni dengan menambah produk baru misalnya ; snack mie yang di packing dalam kemasan yang bisa dibawa saat santai serta memberikan varian rasa seperti keju, balado dan barbeque.

Sesuai dengan strategi SO (Strength-Opportunity) maka dapat diupayakan peningkatan kemampuan dan kompetensi aparatur untuk melakukan kerjasama yang efektif dan efisien, dimana aktifitas tersebut dapat dilakukan melalui perencanaan sumber daya manusia yang ada.

Baca selengkapnya »